AYAT DAN SURAH YANG DIUTAMAKAN MEMBACANYA PADA WAKTU-WAKTU TERTENTU

Ingatlah bahwa bagian ini luas sekali cakupannya, ia tidak mungkin
dibatasi karena isinya memang banyak. Bagaimanapun, saya kemukakan
sebagian besar saja atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang diringkas.
Sebagian besar masalah yang saya sebutkan di dalamnya telah diketahui oleh
orang-orang terkemuka ataupun mungkin orang-orang awam juga.
Justru, saya tidak menyebut dalil-dalil dalam sebagian besarnya.
Antara lain karena besarnya perhatian atas mambaca Al-Qur’an di bulan
Ramadhan terutama dalam sepuluh terakhir dan terutama pula di malammalam
yang ganjil. Antara lain sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, hari
Arafah, hari Jumaat, sesudah sembahyang Subuh dan ketika malam.
Hendaklah dia selalu membaca surat Yassin, Al-Waqiah da termasuk Tabarak
Al-Mulk.

Sunah membaca dalam sembahyang Subuh pada hari Jumaat sesudah
Al-Fatihah pada rakaat pertama surat Alif Lam Mim Tanziil selengkapnya.
Dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ihsaan selengkapnya. Janganlah
melakukan apa yang dilakukan banyak imam masjid yang hanya membaca
beberapa ayat dari masing-masing surat dengan memanjangkan bacaan.
Tetapi membaca keduanya dengan sempurna dan membacanya secara
perlahan-lahan dengan tartil.
Sunah membaca dalam sembahyang Jumaat pada rakaat pertama surat
Al-Jumu’ah selengkapnya dan pada rakaat kedua surat Al-Munafiquun
selengkapnya juga. Jika dia menghendaki, bisa membaca surat Al-A’laa pada
rakaat pertama dan membaca Surat Al-Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Keduanya adalah riwayat yang sahih dari rasulullah saw Hendaklah
dia tidak membatasi dengan membaca pada sebagian surat dan hendaklah
melakukan apa yang kami kemukakan.
Sunah dalam sembahyang Hari Raya membaca Surat Qaaf pada rakaat
pertama dan membaca surat Iqtabatis Saa’atu selengkapnya pada rakaat
kedua. Jika mahu, dia bisa membaca surat Al-A’laa dan Al-Ghaasyiyah.
Kedua riwayat itu sahih dari Rasulullah saw dan janganlah dia membatasi
pada sebagiannya.

Dibaca dalam dua rakaat sembahyang sunah Fajar sesudah Al-Fatihah
yang pertama Qul Yaa Ayyuhal kaafiruun dan pada rakaat kedua Qul
HuwAllah swtu Ahad. Jika mau, dia bisa membaca pada rakaat pertama:

 “Katakanlah (wahai orang-orang mukmin), ‘Kami
beriman kepada Allah swt dan apa yang diberitakan kepada kami…”
(QS Al-Baqarah 2:136)
Dan pada rakaat kedua:

 “Katakanlah, ‘Whai ahli kitab, marilah kepad suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,…”
(QS Ali-Imran 3:64)
Keduanya sahih dari perbuatan Rasulullah saw Dalam sembahyang
sunah Maghrib rakaat pertama, membaca Qul yaa ayyuhal kaafiruun dan
rakaat kedua Qul huwAllah swtu Ahad. Dan keduanya juga dibaca dalam
dua rakaat Thawaf dan dua rakaat Istikharah.

Dan dalam sembahyang witir tiga rakaat, rakaat pertama membaca
Sabbihisma rabbikal a’laa dan rakaat kedua Qul Yaa Ayyuhal kaafiruun serta
rakaat ketiga Qul Huwallahtu Ahad dan Al-Mu’awwidzatain.
Masalah ke-96:
Sunah membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumaat berdasarkan hadits
Abu Said Al-Khudri ra dan lainnya. Imam Asy-Syafi’i berkata dalam kitab Al-
Umm, disunahkan juga membacanya pada malam Jumaat.
Dalil ini ialah riwayat Abu Muhammad Ad-Daarimi dengan isnadnya
dari Abu Said Al-Khudri ra, dia berkata: “Barangsiapa membaca surat Al-
Kahfi pada malam Jumaat. Dia diterangi cahaya antara rumahnya dan Al-
Baitul Atiiq (Kaabah).”
Ad-Daarimi menyebut suatu hadits yang menganjurkan membac Surat
Huud pada hari Jumaat. Diriwayatkan dari Makhul seorang tabi’in yang
mulia, bahwa sunah membaca Surat Ali-Imran pada hari Jumaat.
Masalah ke-97:
Disunahkan memperbanyak membaca Ayat Kursi disemua tempat dan
membacanya setiap malam ketika hendak tidur dan membaca Al-
Mu’awwidzatain setiap ba’dal sembahyang.
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir ra, katanya:
(Teks Bahasa Arab)
Terjemahan: “Rasulullah saw menyuruhku membaca Al-
Mu’awwidzatain setiap selesai sembahyang.”
(Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i Tirmidzi berkata: hadits
hasan sahih.

Disunahkan ketika akan tidur membaca ayat Kursi, Qul huwAllah
swtu Ahad, Al-Mu’awwidzatain dan akhir surat Al-Baqarah. Ini amalan yang
perlu diperhatikan. Diriwayatkan berkenaan dengannya menerusi haditshadits
sahih dari Abu Mas’ud Al-Badri ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah dalam
suatu alam maka kedua yat itu mencakupinya (melindungi)nya.”
Sejumlah pakar mengatakan, maksudnya mencukupinya dari
sembahyang malam. Para ulam lainnya berkata: yaitu melindunginya dari
gangguan pada malam tersebut.

Diriwayatkan dari Aisyah ra:
Terjemahan: “Bahwa Nabi saw setiap malam membaca Qul
huwallahtu Ahad dan Al-Mu’awwidzatain.”
Kami telah mengemukakannya dalam bab meniup dengan membaca
Al-Qur’an. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Dawud dengan isnadnya dari Ali ka,
katanya: “Saya belum pernah melihat seorang berakal yang masuk Islam
tidur seblum membaca ayat Kursi.” Dan diriwayatkan dari Ali ra, katanya:
“Saya belum pernah melihat orang yang berakal tidur sebelum membaca tiga
ayat terakhir dari surat Al-Baqarah.” Isnadnya sahih berdasarkan syarat
Bukhari dan Muslim.
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir ra, katanya: Rasulullah saw
berkata kepadaku:
Terjemahan: “Janganlah engkau biarkan malam berlalu, kecuali
engkau membaca di dalamnya Qul huwallaahu Ahad dan Al-
Mu’awwidzatain. Maka tidaklah tiba suatu malam kepadaku kitaecuali aku
membacanya.”
Diriwayatkan dari Ibrahim An-Nakha’I, katanya: “Mereka
menganjurkan agar membaca surat-surat ini setiap malam tiga kali, yaitu Qul
Huwallaahu Ahad dan Al-Mu’awwidzatain.” Isnadnya sahih berdasarkan
syarat Muslim.
Diriwayatkan dari Ibrahim pula, mereka mengajari orang-orang
apabila hendak tidur membaca Al-Mu’awwidzatain.
Diriwayatkan dari Aisyah ra:
“Nabi saw tidak tidur hingga membaca surat Az-Zumar dan Bani
Israil.”
(Riwayat Tirmdizi dan dia berkata: Hadits Hasan)

Jika bangun setiap malam sunah membaca akhir Surat Ali-Imran dari
firman Allah swt: Inna fii khalqis samaawaati wal ardhi sehingga akhir ayat.
Mengikuti riwayat yang terdapat di dalam Shahihain:
Terjemahan: “Sesungguhnya Rasulullah saw membaca akhir Surat Ali
Imran apabila bangun dari tidur.”

Tentang apa yang dibacakan untuk orang sakit. Sunah membaca Al-
Fatihah di samping orang sakit berdasarkan sabda Nabi saw dalam hadits
sahih berkenaan dengan perkara tersebut: “Dari mana engkau tahu bahwa
Al-Fatihah adalah ruqtah (sejenis obat dan mantera)?”
Sunah membaca Qul Huwallaahu Ahad, Qul A’uudzu bi rabbil falaq
dan Qul A’uudzu bi rabbin Naas uantuk orang sakit dengan meniup pada
kedua telapak tangan.
Hal tersebut diriwayatkan dalam Shahihain dari perbuatan Rasulullah
saw yang telah dijelaskan dalam bab meniup di akhir bagian yang sebelum
ini.
Diriwayatkan dari Thalhah bin Mutharif, katanya: “Jika Al-Qur’an
dibaca di dekat orang sakit, dia merasa lebih ringan. “Pada suatu hari aku
memasuki khemah seseorang yang sedang sakit”. Aku berkata: “Aku
melihatmu hari ini dalam keadaan baik.” Dia berkata: “Telah dibacakan Al-
Qur’an di dekatku.”
Diriwayatkan oleh Al-Khatib Abu Bakar Al-Baghdadi rahimahullah
dengan isnadnya, bahwa Ar-Ramadi ra ketika menderita sakit, katanya:
bacakan hadits kepadaku. Ini baru hadits, apalagi Al-Qur’an.

Tentang apa yang dibacakan di dekat mayat. Para ulama sahabat kami
dan yang berkata, sunah membaca surat yasiin di dekatnya berdasarkan
hadits Ma’qil bin Yasar ra bahwa Nabi saw bersabda:
“Bacakanlah surat Yasiin untuk mayatmu.”
(Riwayat Abu dawud dan Nasa’I, dalam Amalul Yaum wal Lailah dan
Ibnu Majah dengan isnad dha’if)
Diriwayatkan oleh Mujalid dari Asy-Sya’bi, katanya:
“Kaum Anshor apabila hadir di dekat mayat, mereka membaca surat
Al-Baqarah.”
Dan orang bernama Mujalid ini adalah sha’if. Wallahua’lam.
==

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dzikir

Terjemah KITAB AKHLAQ BAGI PEREMPUAN