Mujizat & Alqur'an


“Dan kata mereka: ‘Kami takkan percaya kepadamu, sebelum kaupancarkan mata air untuk kami dari bumi ini. Atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, dan di tengah-tengahnya memancar sungai-sungai yang deras mengalir. Atau seperti kauterangkan kepada kami kaujatuhkan langit berkeping-keping. Atau kaudatangkan Tuhan dan malaikat-malaikat itu berhadap-hadapan dengan kami. Atau engkau mempunyai sebuah mahligai berhiaskan emas. Atau engkau naik ke langit, dan kenaikanmu itu tidak akan kami percayai, sebelum kaubawakan sebuah kitab kepada kami yang akan kami baca’ Ya, katakan: Maha suci Tuhanku. Bukankah aku hanya seorang manusia yang diutus?” (Qur’an 17:90-93)

“Mereka bersumpah sungguh-sungguh demi Allah, bahwa jika sebuah tanda (mujizat) dibuktikan kepada mereka, niscaya mereka akan mempercayainya. Katakan: tanda-tanda itu hanya ada pada Allah. Tapi, sadarkah kamu, bahwa kalaupun itu dibuktikan, mereka tidak juga akan percaya? Juga akan Kami balikkan jantung dan pandangan mata mereka; karena tidak mempercayainya pada pertama kali. Dan akan kami biarkan mereka mengembara membawa durhaka. Kalaupun Kami kirimkan malaikat-malaikat kepada mereka dan mayat-mayatpun mengajak mereka bicara, lalu segalanya Kami kumpulkan di depan hidung mereka, tidak juga mereka akan mau beriman; kecuali bila Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti.” (Qur’an 6:109-111)

Di dalam Qur’an tidak ada disebutkan sesuatu mujizat yang oleh Allah dimaksudkan supaya segenap manusia - menurut zamannya masing-masing - mempercayai kerasulan Muhammad, selain daripada Qur’an. Padahal, beberapa mujizat disebutkan dengan ijin Allah terhadap para rasul yang datang sebelum Muhammad sama halnya seperti apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada Muhammad serta dari percakapan yang ditujukan kepadanya. Apa yang tersebut dalam Qur’an tentang Muhammad, samasekali tidak bertentangan dengan hukum alam.

Kalau memang sudah itu yang digariskan oleh Qur’an dan begitu pula yang terjadi terhadap diri Rasulullah, apa lagi yang mendorong setengah kaum Muslimin - baik pada masa dahulu ataupun sekarang - menerapkan mujizat-mujizat kepada Nabi? Mereka terdorong demikian, karena mereka membaca dalam Qur’an adanya mujizat-mujizat pada para rasul sebelum Muhammad. Lalu mereka berkeyakinan, bahwa keajaiban-keajaiban materi (mujizat-mujizat) semacam itu perlu juga melengkapi kerasulan Muhammad. Mereka lalu percaya tentang itu sekalipun dalam Qur’an tidak disebutkan. Merekapun menduga, bahwa makin banyak jumlah mujizat-mujizat itu, akan makin kuat membuktikan kedudukan Nabi, akan makin besar pula merangsang orang beriman kepada kerasulan itu. Memperbandingkan Nabi dengan para rasul yang sebelumnya, ada perbedaannya. Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir. Sekalipun begitu dia adalah Rasul pertama diutus Allah kepada seluruh umat manusia- bukan diutus hanya kepada bangsanya saja - supaya memberi penerangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dzikir

AYAT DAN SURAH YANG DIUTAMAKAN MEMBACANYA PADA WAKTU-WAKTU TERTENTU

Terjemah KITAB AKHLAQ BAGI PEREMPUAN