Rindu
Allah befirman berkaitan dengan tempat persinggahan ini,
"Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka
sesungguhnya waktu (yang dijanjikan Allah itu pasti datang." (Al-
Ankabut: 5).
Ada yang berpendapat, ini merupakan hiburan bagi orang-orang
yang rindu. Dengan kata lain, Aku tahu bahwa siapa yang mengharap
perjumpaan dengan-Ku, berarti dia rindu kepada-Ku. Aku telah mempercepat
waktu baginya sehingga terasa dekat, dan waktu itu pasti akan
datang. Sebab segala sesuatu yang akan datang itu dekat.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa bersabda dalam doa,
"Aku memohon kepada-Mu kelezatan memandang Wajah-Mu dan
kerinduan berjumpa dengan-Mu."
Sebagian orang berkata, "Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa
rindu berjumpa dengan Allah. Kerinduan beliau tidak semata ingin
berjumpa dengan Allah, tapi kerinduan ini memiliki seratus bagian.
Sembilan puluh sembilan bagi beliau dan satu bagian dibagi-bagi kepada
umat. Beliau ingin agar satu bagian ini ditambahkan kepada bagian kerinduan
yang dikhususkan bagi beliau. Allahlah yang lebih tahu."
Rindu merupakan salah satu pengaruh dan hukum cinta. Rindu
merupakan perjalanan hati menuju kekasih dalam keadaan bagaimana
pun. Ada yang berpendapat, rindu adalah gejolak hati untuk bertemu kekasih.
Ada yang berpendapat, rindu dapat membakar hati dan menghentikan
detak jantung.
Cinta lebih tinggi daripada rindu, sebab rindu muncul dari cinta.
Kuat dan lemahnya rindu ini tergantung kepada cinta.
Yahya bin Mu'adz berkata, "Tanda rindu ialah tersapihnya anggota
tubuh dari syahwat."
Abu Utsman berkata, "Tanda rindu ialah menyukai mati asalkan
mendatangkan ketenangan jiwa, seperti keadaan Yusuf Alaihis-Salam
ketika dimasukkan ke dalam sumur. Dalam keadaan seperti ini beliau
tidak berkata, "Matikanlah aku!" Begitu pula saat beliau dijebloskan ke
dalam penjara. Tetapi ketika semua urusan sudah beres, keamanan sudah
terjamin dan nikmat ada di mana-mana, maka beliau berkata, "Matikanlah
aku dalam keadaan berserah diri."
Ibnu Khafif berkata, "Rindu adalah ketenangan hati karena cinta
dan keinginan untuk berjumpa serta berdekatan."
Saya katakan, bahwa di sini ada masalah yang diperselisihkan di
antara orang-orang yang mencintai, apakah kerinduan itu bisa lenyap
setelah ada pertemuan ataukah tidak? Tapi mereka tidak berbeda pendapat
bahwa cinta tidak hilang karena ada pertemuan.
Di antara mereka ada yang berpendapat, rindu tidak hilang meskipun
sudah ada pertemuan. Sebab rindu merupakan perjalanan hati kepada
kekasihnya. Jika sudah sampai di hadapannya, maka rindu ini berganti
menjadi kesenangan. Kesenangan ini menyatu dengan cinta dan tidak
mengenyahkannya.
Ada yang berpendapat, rindu semakin bertambah karena kedekat-an
dan pertemuan. Rindu tidak hilang karena pertemuan. Karena sebelum
menerima kabar dan mengetahui, begitu pula sesudahnya, sudah ada
kesaksian.
Al-Junaid berkata, "Aku pernah mendengar As-Sary berkata, "Rindu
merupakan kedudukan yang mulia bagi orang yang memiliki ma'rifat.
Jika dia dapat mewujudkan kerinduan itu, maka perhatiannya hanya
tertuju kepada siapa yang dia rindukan. Karena itu para penghuni surga
senantiasa merindukan Allah, sekalipun mereka dekat dan dapat melihat-
Nya."
Di antara bukti bahwa kerinduan justru semakin menggebu pada
saat pertemuan, bahwa terkadang melihat orang yang jatuh cinta justru
menangis jika bertemu orang yang dicintainya. Tangis itu karena kerinduannya
dan cintanya yang amat besar. Maka saat bertemu itu justru dia
mendapatkan kerinduan lain di samping kerinduan yang sudah-ada, yang
tidak dia dapatkan saat berjauhan dengannya.
Letak pertentangan dalam masalah ini, bahwa yang dimaksudkan
dengan rindu adalah gerakan hati dan kobarannya untuk bertemu kekasih.
Hal ini bisa hilang setelah ada pertemuan. Tetapi hal ini bisa menimbulkan
kerinduan lain yang justru lebih besar lagi, yang membangkitkan
kenikmatan untuk selalu berhubungan dan melihat keelokan kekasih. Hal
ini bisa bertambah karena pertemuan dan sama sekali tidak bisa hilang.
Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata, "Rindu adalah perjalanan hati
kepada kekasih yang berjauhan. Menurut golongan ini, alasan kerinduan
itu amat besar. Kerinduan muncul terhadap kekasih yang jauh. Kerinduan
berdasarkan kepada kesaksian. Karena itu Al-Qur'an tidak dibaca dengan
namanya."
Tentang alasan kerinduan ini sudah diisyaratkan sebelumnya,
bahwa di antara manusia ada yang menjadikan kerinduan lebih sempurna
pada saat pertemuan daripada saat berjauhan.
Komentar
Posting Komentar